Risalah Rabbani Ramadhan, S.Arsl. Laki-laki yang akrab disapa Risal ini merupakan alumni Program Studi Arsitektur Lanskap ISTN tahun 2021. Bersama dengan teman seangkatannya, Dimas Muhammad Thoifur, mereka merupakan lulusan tercepat dengan masa studi 3,5 tahun. Lahir dan besar di Kota Depok, alumni Madrasah Negeri 1 Cibinong, Bogor, ini termasuk mahasiswa yang aktif dan berprestasi. Beberapa kegiatan yang pernah dilakukan oleh Risal antara lain kegiatan Telusur Sejarah Kota Depok tahun 2019, Simposium ISRL (International Symposium on Rural Landscapes and Localities) Kampus Universitas Padjadjaran Jatinangor, 2019, dan Lomba Poster Perencanaan Lanskap Pesisir Berkelanjutan, Himpunan Mahasiswa Arsitektur Lanskap Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang, 2018. Risal menuturkan, ada banyak kisah suka maupun dan duka yang ia rasakan selama menjadi mahasiswa. “Wah, selama kuliah di ISTN banyak banget yang saya rasakan. Ngerjain tugas PP pas deadline, ngerjain tugas di Prodi sampe malam… Nemenin Pak Kirno beberes. Apalagi pas Kolokium, ada yang nangis bahkan sampe nggak tidur,” ungkap Risal. Ia juga menambahkan bahwa perasaan dia campur-aduk: tegang, deg-degan, dan grogi. “Tapi habis itu seneng sih Pak, karena setelah itu selesai.” tambahnya.
Merasakan Kerja Praktik di saat pandemi Covid-19 menjadi pengalaman tersendiri bagi laki-laki yang pembawaannya santai ini. Tawaran dari dosen pembimbing Kerja Praktiknya, Ibu Ir. Daisy Radnawati, M.Si. untuk Kerja Praktik di luar kota, tak ia sia-siakan. Dengan segala persiapan dan sejumlah laporan yang harus ia selesaikan, ada terselip pengalaman yang menyenangkan. “Seru Pak, saya KP (kerja praktik) di Malang, jadi bisa ngerasain naik pesawat, dapat akomodasi pula,” ujarnya. Beberapa pengalaman kerja Risal yang lain yaitu terlibat dalam proyek Maritim Tower di Jakarta Utara dan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur. “Untuk teman-teman jangan mudah menyerah ya, saya aja mengira saya salah jurusan, tapi saya terus berusaha dan alhamdulillah lulus cepat dengan 7 semester. Semangat semuaaaa,” pungkas Risal.
Anendawaty Roito Sagala, S.Arsl. Siapa tak kenal Nenda? Gadis berprestasi ini merupakan mantan ketua Himpunan Mahasiswa Arsitektur Lanskap ISTN periode 2017-2018. Sejumlah prestasi telah ia torehkan selama berkuliah di Program Studi Arsitektur Lanskap ISTN, antara lain: Juara II Workshop “Sustainable Urban Development of the Coastal Area” studi kasus Peremajaan Kampung Nelayan di Muara Angke Jakarta, Universitas Kristen Indonesia tahun 2016, Pemakalah Seminar Nasional Pengkajian dan Penerapan Teknologi dengan judul “Perencanaan Taman Kota sebagai Salah Satu Atribut Kota Hijau di Kecamatan Gedebage, Jawa Barat” oleh Universitas Mercubuana tahun 2017, dan Juara I Lomba Poster pada Seminar Nasional Perencanaan Lanskap Pesisir Berkelanjutan Universitas Tribhuwana Tunggadewi, Malang, tahun 2018. “Menjadi bagian dalam keluarga besar Arsitektur lanskap ISTN merupakan keputusan besar yang tepat bagi saya. Selama disini saya mendapatkan banyak ilmu, pengalaman, kesempatan dan keluarga baru,” jelas Nenda. Di kalangan teman-temannya serta para dosen, Nenda dikenal sebagai pribadi yang aktif, cerdas, dan selalu mau belajar. Bertempat tinggal di Tangerang Selatan, tidak menyurutkan semangat Nenda untuk berkuliah di ISTN. Meskipun rumahnya cukup jauh, Nenda selalu disiplin terkait waktu agar tidak terlambat tiba di kampus. Pengalaman kerja mahasiswi angkatan 2014 ini antara lain pernah bekerja di PT Pesona Tamanindo (Internship 2017), PT Tropica Greeneries (2018-2019), dan PT Idealand Cipta Hijau (2020-sekarang). Nenda berharap, semoga kedepannya Arsitektur Lanskap ISTN semakin maju dan selalu menghasilkan lulusan berkualitas dan unggul.
Desy Fatmala Makhmud, S.Arsl. Batasan geografis bukan penghalang bagi perempuan kelahiran 4 Desember 1997 ini untuk berprestasi. Lahir dan besar di pulau Sumatera, tepatnya di Takengon, Aceh, menempa mental dan semangat Desy untuk belajar dan menggali pengalaman baru selama berkuliah di Program Studi Arsitektur Lanskap ISTN. “Awalnya saya tidak berencana untuk kuliah arsitektur lanskap ISTN. Saya sudah coba berbagai jalur untuk berkuliah namun tidak berhasil. Akhirnya atas saran dan masukan keluarga saya di Jakarta, saya berkuliah di ISTN,” kenang Desy. Setelah berkali-kali gagal untuk mengikuti ujian masuk perguruan tinggi, Desy akhirnya memilih berkuliah di ISTN. “Ya sempat merasa sedih, takut, juga kaget, hahaha,” ujar Desy sambil tertawa. Sempat ragu dengan keputusan yang dia buat, akhirnya Desy tetap melanjutkan untuk berkuliah. Aktif dengan berbagai kegiatan kompetisi serta kegiatan kemahasiswaan, membuat gadis penyuka kopi ini dikenal teman-temannya serta para dosen sebagai pribadi yang semangat dan mau belajar. Selama berkuliah, Desy menorehkan berbagai penghargaan baik di dalam dan luar negeri. Adapun kegiatan yang ia telah ikuti antara lain Indonesia Lanscape Architecture Student Workshop (ILASW) 2017 yang diselenggarakan oleh Departemen Arsitektur Lanskap IPB University, pemakalah pada Seminar Pengkajian dan Penerapan Teknologi 2017 di Universitas Mercu Buana, dan pemakalah pada International Federation of Landscape Architecture World Congress 2018 Singapura. Selain itu, Desy dan rekan-rekannya juga meraih Juara 4 pada Sayembara RTH sebagai Habitat Burung Berkicau 2017 yang diselenggarakan oleh Ikatan Arsitek Lanskap Indonesia (IALI), Juara 1 lomba poster tema Perencanaan Lanskap Pesisir Berkelanjutan Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang, peserta PKM 2017 yang didanai dengan konsep “ACHIGOND: All In One Children Playground” yang diselenggarakan oleh Kemenristekdikti, serta Juara 1 Sayembara Desain Lapangan Parkir Pantai Mertasari Bali yang diadakan oleh Program Studi Arsitektur Pertamanan Universitas Udayana pada 2019. Desy juga berpengalaman pada kegiatan magang pemeliharaan lanskap di PT Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) The Nusa Dua, Bali, pada 2018 silam.
Daria Alif Fatayati, S.Arl. Wanita kelahiran Bogor, 8 Januari 1993 ini merupakan alumni Program Studi Arsitektur Lanskap angkatan 2011. Saat ini wanita yang akrab disapa Daria ini, merupakan mahasiswa yang lulus tepat waktu. Di mata para dosen, Daria dikenal sebagai pribadi yang berani, rajin, dan pantang menyerah. Menurut Daria selama di Program Studi Arsitektur Lanskap ISTN, ia mendapatkan banyak sekali ilmu yang bermanfaat. Ilmu yang paling ia ingat sampai detik ini adalah ilmu melatih kekuatan mental, karena ia harus bisa berjuang melawan rasa takut terhadap tugas-tugas dan dosen-dosen. “Tapi saya sadar, bahwa apa yg diberikan dosen-dosen kepada saya juga untuk kebaikan saya agar saya bisa berhasil dan bisa lebih baik” ujarnya ketika diwawancarai. Bekerja di SPBU sambil kuliah di awal semester adalah sesuatu yang tidak bisa ia lupakan sampai sekarang. Daria harus bisa membagi waktu antara kuliah dan bekerja. Mengantuk saat jam kuliah dan tidak fokus mendengarkan dosen mengajar adalah hal yang lumrah baginya. Ia sempat keteteran membagi waktu karena ketika jam kuliah dimulai tepat jam 8 pagi hingga jam 4 sore. Tetapi Daria harus bekerja mulai dari jam 2 hingga jam 00.30 malam. “Tepat pukul 2 siang pada saat itu saya izin sama dosen yang mengajar untuk ke toilet dan diizinkan. Saya langsung ganti pakaian seragam lalu berangkat menuju tempat kerja dan tidak balik lagi mengikuti kuliah. Karena kesalahan yang saya perbuat, akhirnya saya mengulang mata kuliah itu di semester berikutnya” ujarnya sambil tertawa dan berpesan agar tindakannya tidak boleh ditiru. Hal yang berkesan baginya selama menjadi mahasiswa Program Studi Arsitektur Lanskap ISTN yaitu mengerjakan tugas bersama kawan-kawan dan begadang bersama hingga pagi. Sampai-sampai ia bisa menghabiskan lima gelas kopi sehari agar bisa terjaga demi menyelesaikan tugas. Daria juga sempat menjadi asisten dosen. Ia berujar “ngerasa masih belum pantas ditunjuk menjadi seorang asdos (asisten dosen), karena menjadi asdos bagi saya tidak hanya harus pintar dan pandai, tapi juga harus bisa menjembatani mahasiswa dan dosen. Saya tahu dosen-dosen menyuruh saya menjadi seorang asdos untuk membantu dengan tulus mengingat kondisi keuangan saya pada saat itu”. Usai dinyatakan lulus, Daria langsung bekerja di PT. Wastu Vidya Karya (Kontraktor Lanskap) dan menangani proyek normalisasi, penataan, dan perkuatan Tebing Batang Agam, Sumatera Barat. “Alhamdulilah ketika itu dipercaya untuk mendesain sekaligus mengawasi proses berjalannya pelaksanaan dan pengerjaan proyek di lapangan” ujarnya bangga. Pada tahun 2017, ia bekerja di PT. Nindya Karya (Persero) dan menangani proyek pengembangan pos lintas batas negara (PLBN), Motamasin, Kabupaten Malaka di Nusa Tenggara Timur sebagai Quantity Surveyor.
Digo Prima Kurniawan, S.Arl. Pria asal Sumatera Barat ini merupakan salah satu lulusan berprestasi dari Program Studi Arsitektur Lanskap ISTN. Ia memiliki beberapa pengalaman kerja antara lain di antaranya tim perencanaan dan perancangan kawasan lanskap kampus Unlam dan Untan, anggota tim desain Studio Pro Lanskap IPB, dan drafter di beberapa industri yang bergerak di bidang arsitektur lanskap. Pria kelahiran Lintau, 7 Januari 1992 ini pernah meraih first price dalam Asian Cultural Landscape Association (ACLA) Landscape Design Competition pada tahun 2014 di Korea Selatan. Selanjutnya pada penghujung tahun 2016, sebagai penulis utama Digo berhasil meloloskan karya ilmiah pertamanya yang dipresentasikan pada 5th ACLA International Symposium di Lampang, Thailand. Judul karya ilmiahnya yaitu Sacred Value of Minangkabau Cultural Landscape in Padang Panjang City, West Sumatera Province, Indonesia. Selama kuliah di Program Studi Arsitektur Lanskap ISTN Digo mengaku mendapat banyak sekali ilmu dan pengalaman mengenai dunia lanskap. Ilmu mengenai desain dan juga landscape engineering diperoleh lebih dalam, sehingga sangat membantu dalam kehidupan setelah pascakampus dan membuat lebih siap dalam menghadapi dunia profesional arsitektur lanskap. “Saya membutuhkan waktu 6 tahun untuk membereskan masa studi, walaupun tergolong telat, selama kuliah bisa dikatakan tidak ada waktu yang menganggur. Saya mengisinya dengan mengikuti beberapa proyek dengan dosen maupun profesional lanskap” ujar pria berkacamata ini. Digo pernah bekerja di BSA LAND PT Cahaya Subur Lestari, Tangerang. Saat ini Digo bekerja sebagai Senior Officer Landscape di Agung Podomoro Land. Di samping kesibukannya sebagai inspektor lanskap, Digo juga sedang merintis Konsultan Bengkel Tanaman.