Pada 18–22 Agustus 2025, Nagari Koto Gadang di Kabupaten Agam, Sumatera Barat, menjadi tuan rumah Workshop Internasional Rural Cultural Landscape of Koto Gadang. Acara ini mempertemukan akademisi, mahasiswa, pemuda lokal, dan komunitas budaya dengan dukungan berbagai institusi nasional maupun internasional. Penyelenggara kegiatan meliputi Heritage Hands On, Robert-jan de Kort Architectuur, The Cultural Association of Tainan City–Taiwan, Komunitas KAGE, Beranda Warisan Sumatra, Spedagi, Pusat Dokumentasi Arsitektur, Institut Sains dan Teknologi Nasional, Institut Pertanian Bogor, Universitas Bung Hatta, serta Universitas Sumatera Utara.
Workshop ini menggunakan pendekatan Historic Urban Landscape (HUL) Quick Scan 5 Langkah sebagai metode kerja, yakni: (1) Analisis Lingkungan dan Sejarah, (2) Identifikasi Tantangan dan Peluang, (3) Penetapan Visi, (4) Perumusan Prinsip Pengembangan, dan (5) Penyusunan Proposal Perspektif Masa Depan. Metode tersebut menjadi panduan dalam aktivitas observasi lapangan, pemetaan, wawancara, diskusi, dokumentasi, fotografi, hingga presentasi hasil.
Para peserta terbagi ke dalam tiga fokus kajian: Tangible Heritage, Intangible Heritage and Tourism, dan Landscape. Hasil penting yang dicapai antara lain dokumentasi awal warisan budaya Koto Gadang, teridentifikasinya potensi sekaligus tantangan pengembangan desa berbasis heritage, serta lahirnya gagasan solusi sementara yang dirumuskan bersama masyarakat. Lebih jauh, kegiatan ini mempererat jejaring antara perguruan tinggi, komunitas, dan pemerintah daerah sebagai fondasi kolaborasi jangka panjang.